Asal Muasal Sakit
8:21 AMsource:google |
Teman-teman terdekat saya tahu bahwa saya
sakit,bertahun-tahun saya sakit, secara tubuh & jiwa ( karena tubuh fisik
adalah cerminan dari kondisi jiwa)
Bagi teman-teman FB saya, foto saya masuk UGD, menerima
transfusi darah, beberapa kali memenuhi timeline, dalam kurun waktu 12 bulan,
saya diopname 6 kali, pingsan dikamar mandi, pingsan saat naik motor, dan
berbagai kejadian yang membuat jantung orang rumah dan keluarga saya mau copot
kata mereka..saya berkali-kali berada diambang kematian dan saya menerima
belasan kantong transfusi darah ( dan untuk para donor darah diluar sana saya
ucapkan terima kasih), belum lagi tahun-tahun sebelumnya, saya adalah pelanggan
setia rumah sakit dan transfusi darah sejak masih duduk di bangku SMP. Mungkin
teman SMP saya masih ada yang ingat bahwa dikelas tiba-tiba dibawah bangku yang
saya duduki digenangi oleh darah merah segar kehitaman, saya juga sering tidak ikut
pelajaran olah raga, pulang duluan atau nongkrong di UKS.
Teman-teman dan saudara dekat saya seringkali mengirimkan
pesan kepada saya, why?kenapa sih Flo?
Kamu sakit apa sih Flo?pada saat itu saya sebenarnya sama bingungnya dengan
mereka, saya hanya menjawab yang saya bisa:
Saya pendarahan,
menstruasi tidak mau berhenti, kata dokter disebabkan oleh ketidak seimbangan
hormon, saya sudah terapi hormon, menjaga pola makan, mencoba gaya hidup sehat,
tetapi tetap saja begitu..kata dokter tidak boleh stress..
Lantas muncul lagi pertanyaan, kamu stressin apa sih? Udah deh jangan kebanyakan mikir yang
nggak-nggak, positif thinking aja…
Dan reaksi saya cuma bisa senyum-senyum aja, dan
disaat itu saya masih belum tahu apa penyebab sakit saya selain secara medis
saya didiagnosa menderita endometriosis /
penebalan dinding rahim akibat ketidak seimbangan hormon.
Saya berdoa kepada Tuhan, berkali-kali, dalam kondisi penuh
pengharapan, putus asa, pernah juga dalam kesal, saya sering bertanya-tanya
kepada Tuhan,
Kenapa God?
Kenapa saya harus
sakit seperti ini? Kenapa saya?
Apa salah saya? Bukankah tanpa penyakit ini pun cobaan hidup
saya sudah berat?
Mengapa cobaan dariMu
datang bertubi-tubi?
Adalah pertanyaan-pertanyaan yang berakar dari rasa kesal
saya kepada Tuhan,
Saat itu saya merasa bahwa Tuhan tidak adil, seolah Dia
dengan sengaja menciptakan saya hanya untuk membuat saya menderita.
Saya ingin sekali sembuh, saya ingin sekali sehat, saya
ingin mendaki gunung, berenang di laut, saya ingin menghabiskan uang yang saya
dapat dari bekerja untuk hal-hal yang saya sukai disamping membayar tagihan
rumah sakit dan membeli obat, dan doa-doa lainnya yang saya harap Tuhan
dengarkan tapi sepertinya semua kata-kata itu hanya mentok di langit-langit
kamar.
Saat itu, walau pikiran & perkataan saya masih percaya
Tuhan, secara emosional saya merasa Tuhan itu tidak ada,ataupun kalau Dia ada, Dia membenci saya, budeg atau tidak peduli pada saya..
namun perlahan saya mulai memahami bahwa saya salah,
dan Tuhan itu ada dan Dia selalu mendengarkan setiap doa,
tapi bukan doa yang disampaikan dengan kata-kata indah, bukan dengan bahasa
tertentu, bukan doa yang diutarakan orang dengan jabatan tertentu, tapi simply doa yang jujur dan apa adanya,
yang berasal dari dasar hati...
Doa saya pelan-pelan dijawab dan saya dibimbing untuk
memahami cara Tuhan bekerja, Tuhan ternyata selalu mempertemukan saya dengan
buku, film, materi dan terutama orang yang tepat yang bisa membantu saya
memahami apa yang terjadi dalam hidup saya, apa hal salah/pemikiran salah yang
saya miliki dan bagaimana cara mengkoreksinya.
Saya hanya harus cukup sensitif untuk memahami petunjuk
Nya, dan merendahkan hati untuk dikoreksi kesalahanya ( yang seringkali saya nggak ngeh atau marah-marah dulu)
Jawaban doa saya dimulai dari perkenalan saya dengan Ibu
Miranda, seorang life coach/therapist/
communication specialist yang kini menjadi salah satu sahabat dekat saya,
beliau juga telah saya sebutkan beberapa kali,
Beliau yang pertama kali menjelaskan pada saya bahwa Segala kejadian yang terjadi dalam
kehidupan kita secara otomatis diijinkan Tuhan untuk terjadi sebagai efek dari
ciptaan kita sendiri atau seringkali
juga ciptaan orang terdekat kita yang berdampak kepada kita, baik itu
ciptaan yang baik, maupun ciptaan yang buruk,
Semua ciptaan yang
baik akan memberikan efek baik bagi diri kita dan orang-orang disekitar kita,
sementara ciptaan yang buruk akan berefek buruk bagi diri kita sendiri maupun
orang-orang terdekat kita.
Saat itu adalah pertama kalinya saya memahami bahwa sakit yang saya derita
Bukanlah ciptaan
Tuhan dalam diri saya, bukan cobaan yang Tuhan sengaja kasih kepada saya
untuk menyengsarakan hidup saya, melainkan
efek dari akumulasi perbuatan salah saya sendiri maupun perbuatan salah orang
lain yang dilakukan kepada saya
Saat saya memahami konsep ini, disatu sisi saya merasa
bingung,bagaimana mungkin saya menciptakan hal ini sendiri?bagaimana saya bisa
mengembalikannya sehat seperti semula?dan banyak pertanyaan lainnya namun
disisi lain saya merasa lega, karena paling tidak ini berarti bahwa Tuhan tidak memperlakukan saya berbeda dari
orang lain, dan Dia tidak dengan
sengaja memberi saya penyakit karena Dia tidak mencintai saya, sebaliknya sakit ini adalah alarm dari Nya
bahwa ada sesuatu yang salah dengan cara saya memperlakukan diri saya, ada yang
salah dengan cara saya memandang diri saya sendiri, yang harus segera saya ubah
jika saya tidak ingin menghancurkan diri saya sendiri.
Saya, baik sadar maupun tidak sadar, seringkali berdoa minta
mati, dan memiliki pikiran ingin bunuh diri, Keinginan ini menunjukan betapa
marahnya saya terhadap situasi kehidupan yang saya hadapi dan betapa saya tidak
ingin menghadapinya.
Hal ini juga menunjukan betapa saya tidak memiliki motivasi
untuk hidup, saya merasa hidup saya tidak berguna dan tidak berarti bagi
siapapun di dunia ini, saya merasa hidup saya hampa, melelahkan, tanpa cinta, menilik
dari cara orang terdekat saya memperlakukan saya,
Tanpa sadar saya telah memperlakukan diri saya sendiri
dengan sangat buruk, dan menghakimi diri saya berdasarkan cara orang terdekat
saya memperlakukan saya,
Dan hal inilah yang ingin Tuhan koreksi dalam hidup saya,
Karena emosi inilah yang menyebabkan saya ingin mati
berkali-kali dan membuat saya menciptakan kondisi dimana saya hampir
mati..karena sungguh berdasarkan pengalaman yang saya alami, saya bersaksi
bahwa :
- Saya sakit ketika dengan sadar atau tidak sadar saya ingin sakit
- Saya sakit ketika saya ingin lari dari rasa sakit emosi yang saya hadapi dalam kehidupan saya sehari-hari
- Saya sakit ketika dengan sadar atau tidak sadar saya ingin sakit
- Saya sakit ketika saya ingin lari dari rasa sakit emosi yang saya hadapi dalam kehidupan saya sehari-hari
- Saya sakit ketika
saya marah terhadap hidup dan berharap ingin mati,
- Saya sakit ketika
saya ingin orang-orang disekeliling saya untuk bertanggung jawab atas perbuatan
buruk yang mereka lakukan terhadap saya,
- Saya sakit ketika
saya mengingkari bahwa sesungguhnya hati saya yang sakit, dan memendam
kebenaran itu hingga akhirnya sakit hati itu tercermin ditubuh fisik saya.
-Saya sakit saat
emosi negatif seperti amarah, ketakutan, dan rasa malu yang saya miliki, saya
tumpuk dan sangkal keberadaannya
-Saya sakit saat saya
membenci bagian dari diri saya yang sakit tersebut
-Saya sakit karena
saya/orang lain memperlakukan bagian dari diri saya tersebut dengan tidak
hormat
Dari beberapa sumber saya pun mulai memahami bahwa organ
tubuh saya yang sakit dan posisinya memberikan petunjuk emosi apa yang saya
simpan dijiwa saya yang menyebabkan rasa sakit itu muncul..
Untuk kasus saya, penyakit saya bercokol didalam Rahim,
bagian dari organ reproduksi dan organ seksual, menunjukan bahwa saya menyimpan
kebencian, amarah dan ketakutan yang berkaitan dengan seksualitas dan hubungan
dengan lawan jenis maupun identitas saya sebagai perempuan, yang bila ditarik
kebelakang disebabkan oleh pelecehan seksual yang pernah terjadi pada saya
ketika saya masih kanak-kanak, maupun history perceraian kedua orang tua saya
yang saya simpan di jiwa saya..
Berikut ini saya lampirkan tabel hubungan antara sakit fisik
dan emosi yang saya ambil dari bagian 10. buku Heal Your Own Pain:
Saya mungkin akan membagikan perjalanan saya menyembuhkan
tubuh dan jiwa saya yang sakit yang masih dalam on the way juga sih..(but I
feel so much better now!) diwaktu yang akan datang dalam tulisan lain, tapi
secara garis besar saya bersaksi bahwa yang cinta lah yang pada akhirnya memberi saya kekuatan dan memberi saya
penyembuhan, cinta dari teman-teman, saudara, cinta yang saya berikan
pada diri saya sendiri, dan terutama cinta Tuhan yang mulai mengisi hati saya yang tadinya hampa,
karena ya..saat saya merasakan cinta itu barulah obat, tindakan medis, makanan
sehat baru akan berefek optimal menyembuhkan saya
Bagi anda yang ingin mengetahui informasi mengenai penyakit
lain dan hubungannya dengan emosi yang tersimpan dalam jiwa anda, anda bisa
meriset nya lewat google dengan kata kunci the “emotional cause of sore throat”..sebagai contoh..sayangnya
kebanyakan artikelnya masih dalam berbahasa inggris, atau untuk lebih lengkap
dan jelasnya anda bisa membaca buku gratis ini Heal Your Own Pain by Luli Faber yang ditulis oleh dokter ilmuwan
yang meneliti hubungan langsung antara sakit fisik dan emosi,
Selain itu buku lain yang saya rekomendasikan adalah Body is The Barometer of The Soul by Anne
Noontil, dan video Youtube yang dapat disearch dengan kata kunci divine
truth physical pain
Sekian chit-chat saya untuk saat ini, thank you for reading,
saya harap teman-teman yang sedang dalam kondisi sakit, baik fisik maupun
jiwa/hati/batin diberi penguatan dan pengharapan dan iman bahwa Tuhan mencintai
kita semua, dan menginginkan kita untuk sehat, bahagia jasmani & rohani,
walaupun mungkin orang-orang yang kita harapkan untuk mencintai kita tidak
mencintai kita.
Semoga iman teman-teman dikuatkan bahwa tidak ada rasa sakit
yang tidak berlalu, dan semua bisa sembuh kalau kita mau.
Sampai jumpa, take care,
finite love from Flora, Infinite love from God.
finite love from Flora, Infinite love from God.
0 comments